Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (stunting). Jumlah anak stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, status gizi sangat pendek dan pendek pada balita mencapai 30,8%, sedangkan target dalam RPJMN pada tahun 2019 diharapkan mencapai 28%, maka dari itu perlu adanya pencegahan stunting sejak dini melalui 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Untuk itu pada tanggal 8,10 dan 11 Oktober 2019 dilakukan Sosialisasi Konvergensi Pencegahan Stunting pada Kader Motivator Gizi dengan jumlah peserta keseluruhan 217 orang. Pada kesempatan itu disampaikan materi ” Hamil Pintar Cegah Stunting” serta diskusi tentang PMT Penyuluhan yang dipandu langsung oleh dr. Juwana.
Sebagai kelanjutan dari kegiatan ini maka pada hari Rabu (30/10) Dinas Kesehatan mengundanghadirkan 160 peserta yang terdiri dari 45 orang petugas gizi Puskesmas, 90 orang kader motivator gizi, 25 orang Pokja 4 TP PKK kecamatan se Kabupaten Banyuwangi untuk mengikuti Pertemuan Peningkatan Kapasitas Kader Motivator Gizi yang bekerja sama dengan chef dari Hotel Aston Banyuwangi yakni Chef Gelar Edhi Wibowo dan Chef Arko Iskandar untuk demo beberapa resep makanan tambahan penyuluhan.
Dalam sambutannya dr. Juwana selaku Kabid Kesmas menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para kader motivator gizi dalam mengkreasikan bahan pangan lokal agar bisa menjadi Makanan Tambahan Penyuluhan di Posyandu yang berkualitas untuk pencegahan stunting serta memberikan varian baru dan nutrisi lengkap pada Makanan Tambahan Penyuluhan untuk ibu hamil dan balita, diakhir sambutan beliau juga menyampaikan perlunya mengutamakan makanan sehat sebagai asupan penting untuk ibu hamil supaya melahirkan generasi yang tidak stunting. Anak TOKcer tidak stunting.